Niken Octa Sylviana
Proudly present
“ Udang Untuk Shinta “
“ini punyaku !” kata nita si gadis kecil yang memegang erat piring yang berisi udang bakarnya.
“bukan, itu punya aku, mba !” lawan sepupu perempuannya yang tak mau kalah sambil menarik makanan kesukaannya itu.
Saat itu nita sedang bertengkar dengan sepupu perempuannya karena berebutan makanan favoritn mereka “udang”, tapi itu saat umur mereka masih 8 tahun.
Mereka sering bertengkar, tapi tak lama pula kemudian berbaikan kembali.
Kebiasaan itu masih sering terjadi hingga sekarang.
Tapi sekarang umur nita sudah 19 tahun sedangkan shinta sudah 17 tahun.
Walaupun mereka sering bertengkar, sebenarnya mereka adalah sepasang saudara yang klop, suka jalan bareng berdua, curhat-curhatan dan lain sebagainya.
Di malam tahun baru ini mereka berencana untuk bikin acara barbeque dirumah dengan saudara-saudara mereka yang lain, tapi SESUATU TERJADI.
“nanti aku kerumah devan dulu ya soalnya ada acara bakar-bakar juga dirumahnya terus aku disuruh datang sama ibunya, gapapa kan ?” kata nita dengan wajah memelas.
“yah mba nita gimana sih, kan kita udah janji duluan sama anak-anak yang lain!” kata sinta sambil marah-marah.
“abisnya aku ga enak sama keluarganya, nanti kamu bakar-bakarnya duluan aja sama yang lain, jangan nungguin aku karena pasti aku datangnya telat nanti.” Kata nita sambil memohon-mohon *pliiiiiiiiiiiiiisss
“yaudah ga jadi aja deh” kata sinta yang kemudian meninggalkan nita dengan wajah kesal.
***
Jalan raya saat itu benar-benar ramai sekali, banyak kendaraan yang berhenti dipinggir jalan untuk melihat kembang api yang sangat indah. Namun masih terbesit pikiran tak enak dihati nita.
“ kok perasaan aku ga enak ya ?” Tanya nita dengan wajah bingung.
“ mungkin kamu masih ga enak kali sama shinta” jawab devan sambil berkonsentrasi dengan jalanan didepan matanya.
“ iya kali ya, pasti nanti dia marah banget nih.” Kata nita dengan wajah sedih.
“iya aku ngerti, tapi kan dia juga pasti ngerti lah. Udah dong jangan pasang muka cemberut gitu terus” kata devan dengan senyumnya yang 1000watt.
“ok deh” jawab nita dengan muka flat.
Sebenernya nita masih merasa bersalah sekali meninggalkan shinta begitu, dipikirannya pun masih saja tak tenang.
Saat dirumah devan dan keluarganya, nita hanya diam dan termenung terus, bicara pun hanya kalau perlu saja. Kemudian devan menghampiirinya sambil membawakan udang bakar.
“kamu masih mikirin shinta ya ?” Tanya devan yang membuyarkan lamunan nita.
“eh iya-iya, aku masih ga enak sama dia van” jawab nita kaget.
“kalo kamu mau pulang sekarang gapapa kok, nanti aku anterin” kata devan yang menatap mata nita.
“aku ga enak juga sama keluarga kamu, masa sehabis makan pulang sih, SMP banget sih hehe” jawab nita menenangkan hati devan.
“ beneran nih ?“ Tanya devan meyakinkan.
“iya beneran kok” jawab nita yakin.
Kemudian devan memberikan udang bakar yang dipegangnya kepada nita, karena devan tau kalau itu makanan kesukaannya.
***
Waktu menunjukkan telah lewat 12 malam, berarti tahun 2012 telah datang.
Devan memegangi tangan nita dengan erat sambil melihat kembang api yang bertebaran dengan indahnya.
“aku sayang banget sama kamu” kata devan kepada nita “aku harap kita bisa melawati pergantian tahun bareng terus ya, mau tahun depan, tahun depannya lagi, tahun-tahun depannya lagi, pokoknya seterusnya deh”. Tak biasanya devan bicara panjang lebar seperti itu, genggamannya semakin erat seolah-olah tak ingin melepaskan nita.
Nita hanya membalas senyum saja, berharap hal yang dikatakan devan bisa terwujud.
Tak lama kemudian mereka berberes-beres untuk pulang, nita pamit kepada keluarga devan.
Setelah itu merekapun keluar rumah dan pergi.
Devan yang merasa ada yang aneh dari nita bertanya “ itu bungkusan apa ?”
“oh ini udang bakar yang tadi, mau aku kasih buat shinta aja, dia suka banget nih” jawab nita sambil tersenyum.
“kenapa kamu ga bilang tadi, kan aku bisa bungkusin lagi” kata devan sambil menyetir mobil camry kesayangannya.
“tadi udangnya udah abis, maka nya aku sengaja simpen buat dia”kata shinta sambil memegang bungkusan itu dengan erat.
Devan hanya bisa tersenyum melihat kelakuan kekasihnya itu.
Tiba-tiba ada truk yang melaju kencang ke arah mobil mereka yang mengakibatkan kecelakaan naas itu terjadi.
Darah berkucuran dari kepala nita karena truk itu menabrak disisi kiri mobil, tepat dimana nita duduk.
Sedangkan devan hanya luka-luka ringan saja.
Sesampainya dirumah sakit, keluarga nita dan devan datang termasuk shinta dengan masih wajah kesalnya.
Shinta terpaku saat melihat tubuh nita terbaring lemas dengan alat-alat medis yang sangat banyak, karena awalnya shinta pikir nita hanya mengalami kecelakaan mobil ringan saja. Kemudaian dia menghampiri nita yang tidak sadarkan diri dengan kondisi yang amat kritis.
Kondisi nita sangat parah, kepalanya yang terkena benturan keras mengakibatkan gager otak. Walau sudah diperban, darah masih tetap mengalir. Disampingnya ada sebuah bungkusan makanan, kemudian devan memberikan bungkusan itu kepada shinta.
Bungkusan itu kemudian dibuka oleh shinta, isinya adalah udang bakar yang nita simpan untuk shinta.
Namun udang itu telah bercampur dengan darah nita.
Didalam kantongnya terselip selembar kertas yang berisikan satu kata “MAAF”.
Tak tahan menahan, air mata shinta langsung jatuh.
Padahal tadi shinta masih marah-marah ke nita dengan menjelek-jelekan nita didepan saudara-saudaranya yang lain dengan kata-kata “ benci banget gue sama tuh orang!” dan kata-kata kasar lainnya.
Shinta pun baru tersadar bahwa teman mainnya sejak kecil, sekaligus saudara terbaiknya telah pergi.
Tak ada yang bisa dilakukannya selain menangis, karena sesungguhnya kita baru menyadari ada orang yang kita sayangi dan menyayangi kita setelah dia pergi meninggalkan kita.
SO, DID THE BEST FOR YOUR AND OUR LIFE >,<
Diposting oleh Niken Octa Sylviana
NPM : 14210980
Kelas: 2EA11
Jenis Tulisan : Cerita pendek
Judul : Udang Untuk Shinta
0 komentar:
Posting Komentar